DEFINISI VAKSIN
Vaksin
adalah suatu produk biologi yang terbuat dari mikroorganisme, komponen
mikroorganisme yang telah dilemahkan, dimatikan atau rekayasa genetika dan
berguna untuk merangsang kekebalan tubuh secara aktif. Vaksinasi merupakan
suatu upaya preventif untuk meningkatkan kekebalan pada tubuh ikan secara aktif
terhadap suatu penyakit; sehingga apabila kelak ikan terpapar dengan
mikroorganisme pathogen tersebut, tubuh ikan akan mampu melawan infeksi
tersebut.
Adapun beberapa persyaratan vaksin
yang ideal yaitu :
- Aman bagi ikan, lingkungan perairan dan konsumen
- Vaksin harus spesifik untuk pathogen tertentu
- Vaksin harus dapat melindungi ikan (protective duration)
dalam waktu yang lama, minimal selama periode pemeliharaan (siklus produksi)
- Mudah didapat, aplikatif dan ekonomis
- Terdaftar di Kementerian Kelautan dan Perikanan
APLIKASI VAKSIN PADA IKAN
Ada beberapa persyaratan umum yang
perlu diperhatikan sebelum melakukan vaksinasi ikan :
- Sebaiknya
ikan telah berumur 1 minggu atau lebih (aplikasi melalui perendaman dan/atau
pakan), karena pada umur kurang dari 1 minggu sangat mungkin bahwa organ-organ
yang berperan dalam sistem pembentukan antibody belum sempurna.
- Apabila
vaksin diberikan melalui penyuntikan, maka ukran ikan harus disesuaikan dengan
ukuran jarum suntik (needle) dan dosis, serta harus dipastikan bahwa
vaksinasi aman secara anatomis (tidak mengakibatkan abses atau luka)
- Status kesehatan ikan dalam
kondisi baik
- Suhu air relatif hangat
(diatas 25 ˚C)
- Air
yang digunakan untuk melakukan vaksinasi dan pemeliharaan ikan harus bebas dari
unsur polutan.
Secara umum, vaksinasi pada ikan
dapat diberikan melalui 3 (tiga) cara, yaitu melalui teknik perendaman/spray,
penyuntikan dan pakan.
a. Perendaman dalam Larutan
Vaksin
Teknik
ini sangat ideal untuk ikan yang ukurannya kecil dan dalam jumlah cukup
banyak.Perendaman dapat dilakukan dalam bak beton/fiber glass/akuarium atau
ember plastik. Selama proses vaksinasi sebaiknya dilengkapi dengan aerasi,d an
kepadatan ikan tidak terlalu tinggi (antara 100 – 200 gram/liter air).
Pengamatan tingkah laku ikan selama proses vaksinasi dilakukan secara cermat,
apabila terlihat ikan yang mengalami masalah, segera dipindahkan ke air segar.
Air
bekas rendaman virus harus dibuang sesuai dengan rekomendasi produsen, atau
disesuaikan dengan jenis sediaan vaksin yang telah digunakan.Apabila jenis
sediaan vaksin in-aktif (killed vaccine) dan tidak mengandung bahan
kimia yang berbahaya bagi organisme serta lingkungan perairan, maka air bekas
rendaman vaksin tersebut dapat langsung dibuang ke saluran pembuangan.Namun
apabila jenis sediaan vaksin hidup dan/atau dilemahkan (attenuated vaccine),
maka air bekas rendaman vaksin harus diperlakukan terlebih dahulu dengan
desinfektan (misalnya, klorin 300 ppm) selama 24 jam sebelum dibuang ke saluran
pembuangan.
b. Penyuntikan
Keuntungan
pemberian vaksin melalui penyuktikan adalah 100 % vaksin dapat masuk ke dalam
tubuh ikan. Ikan yang akan divaksin harus memiliki ukuran yang sesuai.
Vaksinasi melalui penyuntikan harus dapat memastikan bahwa ikan harus nyaman
selama proses vaksinasi; dan pembiusan mungkin diperlukan.
Ada
dua cara penyuntikan yang biasa dilakukan, yaitu dimasukkan ke rongga perut (intra
peritoneal) dan dimasukkan ke otot/daging (intra muscular).
Penyuntikan secara IP biasanya dilakukan di bagian perut, diantara kedua sirip
perut atau sedikit di depan anus, dengan sudut kemiringan jarum suntik (needle)
kire-kire 30˚. Penyuntikan secara IM biasanya dilakukan di bagian punggung,
pada ikan yang bersisik biasanya dilakukan di sela-sela sisik ke 3 – 5 dari
kepala, dengan sudut kemiringan jarum suntik kira-kira 30˚ – 40˚.
c. Melalui Pakan Ikan
Teknik
ini lebih sesuai untuk ikan-ikan yang sudah dipelihara di dalam kolam
pemeliharaan ataupun sebagai upaya vaksinasi ulang (booster). Teknik
mencampur vaksin dengan pakan ikan yang umum dilakukan adalah :
- Sediaan
vaksin tersebut diencerkan beberapa kali dengan air bersih (sesuai petunjuk
penggunaan pada tiap jenis vaksin), kemudian dimasukkan ke dalam botol semprot.
- Semprotkan
larutan vaksin tersebut ke pakan secara merata (tidak terlalu basah),
dikeringkan dengan cara diangin-anginkan
- Setelah kering, pakan
langsung diberikan pada ikan.
Akan lebih baik lagi apabila
vaksin yang telah disemprotkan ke pakan diselaputi putih telur terlebih dahulu,
dikeringkan dan kemudian baru diberikan kepada ikan.Sebaiknya pencampuran
vaksin dilakukan tidak terlalu lama dari jadwal pemberian pakan.
TRANSPORTASI DAN PENYIMPANAN
VAKSIN
Kerusakan vaksis sering terjadi
akibat persyaratan pada saat transportasi dan/atau penyimpanan tidak
terpenuhi.Sebagian besar vaksin konvensional memerlukan suhu rendah sebelum
digunakan. Oleh sebab itu, selama proses transportasi dan penyimpanan harus
sesuai dengan rekomendasi dari prosuden. Kesalahan dalam transportasi dan
penyimpanan vaksin dapat menurunkan atau menghilangkan potensi, atau bahkan dapat
menimbulkan dampak negative apabila diberikan kepada ikan.
Sumber :
Ditkeskanling.
2013. Pedoman Penggunaan Vaksin. Jakarta : Direktorat
Kesehatan Ikan dan Lingkungan, DJPB – KKP; dan literatur di dalamnya.
Informasi Lebih Lanjut Dapat Menghubungi
:
Inayah
Rahmani, S.Pi
Penyuluh
Perikanan Muda
Dinas
Perikanan Kabupaten Banjar
Jl. Pramuka
No.1 Komplek Antasari, Martapura
Wilayah
Kerja Martapura Barat
Hp.
085346837290



Tidak ada komentar:
Posting Komentar