3 Desember 2018

VAKSINASI PADA IKAN



DEFINISI VAKSIN
Vaksin adalah suatu produk biologi yang terbuat dari mikroorganisme, komponen mikroorganisme yang telah dilemahkan, dimatikan atau rekayasa genetika dan berguna untuk merangsang kekebalan tubuh secara aktif. Vaksinasi merupakan suatu upaya preventif untuk meningkatkan kekebalan pada tubuh ikan secara aktif terhadap suatu penyakit; sehingga apabila kelak ikan terpapar dengan mikroorganisme pathogen tersebut, tubuh ikan akan mampu melawan infeksi tersebut. 
Adapun beberapa persyaratan vaksin yang ideal yaitu :
- Aman bagi ikan, lingkungan perairan dan konsumen
- Vaksin harus spesifik untuk pathogen tertentu
- Vaksin harus dapat melindungi ikan (protective duration) dalam waktu yang lama, minimal selama periode pemeliharaan (siklus produksi)
- Mudah didapat, aplikatif dan ekonomis
- Terdaftar di Kementerian Kelautan dan Perikanan

APLIKASI VAKSIN PADA IKAN
Ada beberapa persyaratan umum yang perlu diperhatikan sebelum melakukan vaksinasi ikan :
- Sebaiknya ikan telah berumur 1 minggu atau lebih (aplikasi melalui perendaman dan/atau pakan), karena pada umur kurang dari 1 minggu sangat mungkin bahwa organ-organ yang berperan dalam sistem pembentukan antibody belum sempurna.
- Apabila vaksin diberikan melalui penyuntikan, maka ukran ikan harus disesuaikan dengan ukuran jarum suntik (needle) dan dosis, serta harus dipastikan bahwa vaksinasi aman secara anatomis (tidak mengakibatkan abses atau luka)
- Status kesehatan ikan dalam kondisi baik
- Suhu air relatif hangat (diatas 25 ˚C)
- Air yang digunakan untuk melakukan vaksinasi dan pemeliharaan ikan harus bebas dari unsur polutan.
Secara umum, vaksinasi pada ikan dapat diberikan melalui 3 (tiga) cara, yaitu melalui teknik perendaman/spray, penyuntikan dan pakan.
a. Perendaman dalam Larutan Vaksin 
Teknik ini sangat ideal untuk ikan yang ukurannya kecil dan dalam jumlah cukup banyak.Perendaman dapat dilakukan dalam bak beton/fiber glass/akuarium atau ember plastik. Selama proses vaksinasi sebaiknya dilengkapi dengan aerasi,d an kepadatan ikan tidak terlalu tinggi (antara 100 – 200 gram/liter air). Pengamatan tingkah laku ikan selama proses vaksinasi dilakukan secara cermat, apabila terlihat ikan yang mengalami masalah, segera dipindahkan ke air segar.

Air bekas rendaman virus harus dibuang sesuai dengan rekomendasi produsen, atau disesuaikan dengan jenis sediaan vaksin yang telah digunakan.Apabila jenis sediaan vaksin in-aktif (killed vaccine) dan tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi organisme serta lingkungan perairan, maka air bekas rendaman vaksin tersebut dapat langsung dibuang ke saluran pembuangan.Namun apabila jenis sediaan vaksin hidup dan/atau dilemahkan (attenuated vaccine), maka air bekas rendaman vaksin harus diperlakukan terlebih dahulu dengan desinfektan (misalnya, klorin 300 ppm) selama 24 jam sebelum dibuang ke saluran pembuangan.
b. Penyuntikan
Keuntungan pemberian vaksin melalui penyuktikan adalah 100 % vaksin dapat masuk ke dalam tubuh ikan. Ikan yang akan divaksin harus memiliki ukuran yang sesuai. Vaksinasi melalui penyuntikan harus dapat memastikan bahwa ikan harus nyaman selama proses vaksinasi; dan pembiusan mungkin diperlukan.

Ada dua cara penyuntikan yang biasa dilakukan, yaitu dimasukkan ke rongga perut (intra peritoneal) dan dimasukkan ke otot/daging (intra muscular). Penyuntikan secara IP biasanya dilakukan di bagian perut, diantara kedua sirip perut atau sedikit di depan anus, dengan sudut kemiringan jarum suntik (needle) kire-kire 30˚. Penyuntikan secara IM biasanya dilakukan di bagian punggung, pada ikan yang bersisik biasanya dilakukan di sela-sela sisik ke 3 – 5 dari kepala, dengan sudut kemiringan jarum suntik kira-kira 30˚ – 40˚.
c. Melalui Pakan Ikan
Teknik ini lebih sesuai untuk ikan-ikan yang sudah dipelihara di dalam kolam pemeliharaan ataupun sebagai upaya vaksinasi ulang (booster). Teknik mencampur vaksin dengan pakan ikan yang umum dilakukan adalah :
- Sediaan vaksin tersebut diencerkan beberapa kali dengan air bersih (sesuai petunjuk penggunaan pada tiap jenis vaksin), kemudian dimasukkan ke dalam botol semprot.
- Semprotkan larutan vaksin tersebut ke pakan secara merata (tidak terlalu basah), dikeringkan dengan cara diangin-anginkan
- Setelah kering, pakan langsung diberikan pada ikan. 

Akan lebih baik lagi apabila vaksin yang telah disemprotkan ke pakan diselaputi putih telur terlebih dahulu, dikeringkan dan kemudian baru diberikan kepada ikan.Sebaiknya pencampuran vaksin dilakukan tidak terlalu lama dari jadwal pemberian pakan.

TRANSPORTASI DAN PENYIMPANAN VAKSIN
Kerusakan vaksis sering terjadi akibat persyaratan pada saat transportasi dan/atau penyimpanan tidak terpenuhi.Sebagian besar vaksin konvensional memerlukan suhu rendah sebelum digunakan. Oleh sebab itu, selama proses transportasi dan penyimpanan harus sesuai dengan rekomendasi dari prosuden. Kesalahan dalam transportasi dan penyimpanan vaksin dapat menurunkan atau menghilangkan potensi, atau bahkan dapat menimbulkan dampak negative apabila diberikan kepada ikan.


Sumber :
Ditkeskanling. 2013. Pedoman Penggunaan VaksinJakarta : Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan, DJPB – KKP; dan literatur di dalamnya.

Informasi Lebih Lanjut Dapat Menghubungi :
Inayah Rahmani, S.Pi
Penyuluh Perikanan Muda
Dinas Perikanan Kabupaten Banjar
Jl. Pramuka No.1 Komplek Antasari, Martapura
Wilayah Kerja Martapura Barat
Hp. 085346837290

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENGAPURAN DAN PRINSIP DALAM BUDIDAYA IKAN

Pengaruh menguntungkan dari pengapuran pada ikan / udang / produksi udang di pertambakan maupun kolam perairan basa dan asam telah di...