13 November 2018

Penanganan Pasca Panen Ikan Patin di Kolam Terpal



Pasca panen merupakan suatu kegiatan yang dilakukan setelah panen selesai dilakukan. Biasanya berkaitan dengan penanganan kolam pemeliharaan setelah selesai panen dan pengemasan larva, benih, serta ikan patin konsumsi.

1.      Penanganan Kolam Pemeliharaan
Penanganan kolam pemeliharaan pada saat pascapenen biasanya memiliki perlakuan yang sama persis dengan persiapan awal budidaya. Penanganan tersebut diawali dengan pengeringan kolam pemeliharaan, kemudian pemeriksaan konstruksi dasar
kolam, apakah ada terpal yang bocor atau rusak.  Jika didapati kerusakan pada kolam terpal tersebut seperti sobeknya terpal, pembudidaya dapat menambal kolam tersebut dengan menggunakan potongan terpal yang tidak terpakai. Potongan terpal tersebut ditempelkan dengan menggunakan lem, kemudian dilapisi dengan aquaproof. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menangani kolam pascapanen ikan patin diantaranya sebagai berikut :
·         Cuci kolam terpal yang sudah diperbaiki dan dikeringkan dengan menggunakan air bersih. Gosok kolam terpal dengan menggunakan sikat halus atau kain. Penggosokan kolam tersebut bertujuan untuk menghilangkan lumut yang menempel pada kolam terpal.

·   Setelah kolam dicuci, isi kolam tersebut dengan air bersih sampai setinggi 10 cm. Setelah ketinggian air di dalam kolam terpal mencapai 10 cm, lakukan penebaran kaporit. Usahakan penebaran kaporit dilakukan pada sore hari agar kaporit yang ditebarkan memiliki efikasi yang tinggi dalam membunuh bibit penyakit yang kemungkinan ada pada kolam terpal tersebut.
·         Biarkan kolam yang berisi larutan kaporit selama semalam.
·        Pada  pagi  hari  isi  kembali kolam yang berisi larutan kaporit dengan air sampai ketinggian 100 cm. biarkan kolam tersebut selama satu hari.
·         Pada  hari  selanjutnya,  buang air yang berada pada kolam tersebut dan keringkan kolam. Kolam siap digunakan kembali untuk memelihara larva, benih, dan ikan patin.

2.      Pengemasan Larva, Benih, dan Ikan Patin Konsumsi

Setelah pemanenan larva, benih dan ikan patin konsumsi selesai dilakukan, larva, benih dan ikan konsumsi ditampung di dalam bak penampungan. Selanjutnya dilakukan proses pengemasan sesuai dengan segmen usaha yang dilakukan oleh para pembudidaya.
Pengemasan merupakan suatu kegiatan menempatkan larva, benih dan ikan patin konsumsi pada suatu tempat tertentu untuk diangkut ke tempat tujuan pembeli. Pada tahap ini pengemasan larva, dan benih ikan patin dilakukan berdasarkan permintaan ukuran benih yang diinginkan oleh pembeli. Proses pengemasan harus dilakukan sebaik mungkin agar larva dan benih ikan patin yang diangkut ke tempat pembeli masih dalam keadaan hidup.
Pada usaha pembenihan dan pendederan ikan patin, pengemasan dilakukan dengan dua cara, yaitu cara pengemasan dengan menggunakan tempat tertutup dan terbuka. Pada pengemasan tertutup, larva dan benih patin dimasukkan ke dalam plastik tertutup. Sebelumnya plastik terlebih dahulu diisi dengan air bersih, kemudian larva dan benih patin dimasukkan ke dalam plastik pengemasan tersebut. 

Pada pengemasan tertutup, gas O2 juga turut serta dimasukkan atau dialirkan ke dalam plastik tersebut untuk meningkatkan kandungan terlarut. Dengan demikian larva dan benih ikan patin tidak lemas dan mati karena kekurangan oksigen di dalam plastik pengemasan.

Air yang digunakan dalam pengemasan plastik harus memiliki suhu yang rendah agar larva dan benih ikan patin tidak banyak melakukan pergerakan. Selain itu penggunaan air bersuhu rendah bertujuan agar larva dan benih patin yang berada di dalam plastik pengemasan tidak mengalami stress dalam perjalanan menuju tempat  pembeli atau konsumen.

Pengemasan pada ikan patin konsumsi yang masih hidup dilakukan dengan menempatkan ikan tersebut ke dalam wadah berupa tong atau bak yang berisi campuran antara air bersih dan air kolam. Usahakan pada saat pengemasan ikan patin konsumsi, air yang berada di dalam wadah pengemasan bersuhu 18oC.
Penggunaan air bersuhu rendah berfungsi untuk mengurangi gerakan ikan patin di dalam wadah pengemasan ketika dalam perjalanan sehingga ikan patin di dalam wadah tersebut tidak mengalami kematian akibat suhu yang tinggi di dalam wadah pengemasan. Suhu air di dalam wadah pengemasan dapat diturunkan dengan menggunakan air es atau nitrogen cair secara bertahap.


Sumber :
Erick Erlangga, S.Pt., 2013. Sukses Budidaya Ikan Patin di Kolam Terpal. Pustaka Agro Mandiri. Tangerang Selatan.

Informasi Lebih Lanjut Dapat Menghubungi :
Inayah Rahmani, S.Pi
Penyuluh Perikanan Muda
Dinas Perikanan Kabupaten Banjar
Jl. Pramuka No.1 Komplek Antasari, Martapura
Wilayah Kerja Kecamatan Martapura Barat
Hp. 085346837290

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENGAPURAN DAN PRINSIP DALAM BUDIDAYA IKAN

Pengaruh menguntungkan dari pengapuran pada ikan / udang / produksi udang di pertambakan maupun kolam perairan basa dan asam telah di...