Pasca panen merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan setelah panen selesai dilakukan. Biasanya
berkaitan dengan penanganan kolam pemeliharaan setelah selesai panen dan
pengemasan larva, benih, serta ikan patin konsumsi.
1.
Penanganan Kolam Pemeliharaan
Penanganan
kolam pemeliharaan pada saat pascapenen biasanya memiliki perlakuan yang sama
persis dengan persiapan awal budidaya. Penanganan tersebut diawali dengan
pengeringan kolam pemeliharaan, kemudian pemeriksaan konstruksi dasar
kolam, apakah
ada terpal yang bocor atau rusak. Jika
didapati kerusakan pada kolam terpal tersebut seperti sobeknya terpal,
pembudidaya dapat menambal kolam tersebut dengan menggunakan potongan terpal
yang tidak terpakai. Potongan terpal tersebut ditempelkan dengan menggunakan
lem, kemudian dilapisi dengan aquaproof. Langkah-langkah yang harus dilakukan
dalam menangani kolam pascapanen ikan patin diantaranya sebagai berikut :
·
Cuci kolam terpal yang sudah diperbaiki
dan dikeringkan dengan menggunakan air bersih. Gosok kolam terpal dengan
menggunakan sikat halus atau kain. Penggosokan kolam tersebut bertujuan untuk
menghilangkan lumut yang menempel pada kolam terpal.
· Setelah
kolam dicuci, isi kolam tersebut dengan air bersih sampai setinggi 10 cm.
Setelah ketinggian air di dalam kolam terpal mencapai 10 cm, lakukan penebaran
kaporit. Usahakan penebaran kaporit dilakukan pada sore hari agar kaporit yang
ditebarkan memiliki efikasi yang tinggi dalam membunuh bibit penyakit yang
kemungkinan ada pada kolam terpal tersebut.
·
Biarkan
kolam yang berisi larutan kaporit selama semalam.
· Pada pagi hari isi kembali kolam yang berisi larutan kaporit dengan air sampai
ketinggian 100 cm. biarkan kolam tersebut selama satu hari.
·
Pada hari selanjutnya, buang air yang berada pada kolam tersebut dan keringkan
kolam. Kolam siap digunakan kembali untuk memelihara larva, benih, dan ikan
patin.
2. Pengemasan Larva, Benih,
dan Ikan Patin Konsumsi
Setelah
pemanenan larva, benih dan ikan patin konsumsi selesai dilakukan, larva, benih
dan ikan konsumsi ditampung di dalam bak penampungan. Selanjutnya dilakukan
proses pengemasan sesuai dengan segmen usaha yang dilakukan oleh para
pembudidaya.
Pengemasan
merupakan suatu kegiatan menempatkan larva, benih dan ikan patin konsumsi pada
suatu tempat tertentu untuk diangkut ke tempat tujuan pembeli. Pada tahap ini
pengemasan larva, dan benih ikan patin dilakukan berdasarkan permintaan ukuran
benih yang diinginkan oleh pembeli. Proses pengemasan harus dilakukan sebaik
mungkin agar larva dan benih ikan patin yang diangkut ke tempat pembeli masih
dalam keadaan hidup.
Pada usaha
pembenihan dan pendederan ikan patin, pengemasan dilakukan dengan dua cara,
yaitu cara pengemasan dengan menggunakan tempat tertutup dan terbuka. Pada
pengemasan tertutup, larva dan benih patin dimasukkan ke dalam plastik
tertutup. Sebelumnya plastik terlebih dahulu diisi dengan air bersih, kemudian
larva dan benih patin dimasukkan ke dalam plastik pengemasan tersebut.
Pada pengemasan
tertutup, gas O2 juga turut serta dimasukkan atau dialirkan ke dalam
plastik tersebut untuk meningkatkan kandungan terlarut. Dengan demikian larva
dan benih ikan patin tidak lemas dan mati karena kekurangan oksigen di dalam
plastik pengemasan.
Air yang
digunakan dalam pengemasan plastik harus memiliki suhu yang rendah agar larva
dan benih ikan patin tidak banyak melakukan pergerakan. Selain itu penggunaan
air bersuhu rendah bertujuan agar larva dan benih patin yang berada di dalam
plastik pengemasan tidak mengalami stress dalam perjalanan menuju tempat pembeli atau konsumen.
Pengemasan pada
ikan patin konsumsi yang masih hidup dilakukan dengan menempatkan ikan tersebut
ke dalam wadah berupa tong atau bak yang berisi campuran antara air bersih dan
air kolam. Usahakan pada saat pengemasan ikan patin konsumsi, air yang berada
di dalam wadah pengemasan bersuhu 18oC.
Penggunaan air
bersuhu rendah berfungsi untuk mengurangi gerakan ikan patin di dalam wadah
pengemasan ketika dalam perjalanan sehingga ikan patin di dalam wadah tersebut tidak
mengalami kematian akibat suhu yang tinggi di dalam wadah pengemasan. Suhu air
di dalam wadah pengemasan dapat diturunkan dengan menggunakan air es atau
nitrogen cair secara bertahap.
Sumber :
Erick Erlangga, S.Pt., 2013. Sukses
Budidaya Ikan Patin di Kolam Terpal. Pustaka Agro Mandiri. Tangerang Selatan.
Inayah
Rahmani, S.Pi
Penyuluh Perikanan Muda
Dinas Perikanan Kabupaten Banjar
Jl. Pramuka No.1 Komplek Antasari, Martapura
Wilayah Kerja Kecamatan Martapura Barat
Penyuluh Perikanan Muda
Dinas Perikanan Kabupaten Banjar
Jl. Pramuka No.1 Komplek Antasari, Martapura
Wilayah Kerja Kecamatan Martapura Barat


Tidak ada komentar:
Posting Komentar