24 September 2018

PADAT PENEBARAN BENIH IKAN




I.         PENDAHULUAN
Dalam budidaya ikan, penebaran umumnya berkaitan dengan ukuran dari benih serta spesies (jenis) ikan yang akan dibudidayakan.  Secara umum, benih ikan berasal dari dua sumber utama, yaitu :
a.       Dari habitat aslinya di alam.
b.      Dari pembenihan (Hathcery).
Padat tebar adalah jumlah benih yang ditebarkan per luas permukaan air kolam dengan memperhatikan ukuran dan umur  benih.
II.      METODE PADAT TEBAR
Beberapa metode padat tebar yang ada, antara lain :

1.  Monokultur

Monokultur adalah pemeliharaan satu jenis ikan dalam satu kolam.  Pada sistem monokultur, terdapat beberapa teknik padat penebaran, seperti :
a.       Mono size stocking (penebaran satu ukuran)
Cara ini adalah memelihara satu jenis ikan yang berukuran sama dan di panen setelah mencapai ukuran konsumsi.  Apabila padat penebaran terlalu tinggi, maka ruang gerak hidup menjadi lebih padat dan penurunan mutu pertumbuhan dan kesintasan hidup ikan yang dipelihara.  Sebaliknya, apabila padat penebaran terlalu rendah, maka media dan pakan alami tidak dapat dimanfaatkan secara optimal.

b.      Multi stage stocking
Berbagai ukuran ikan di tebar dalam satu kolam.  Cara ini memberikan keuntungan dari kemampuan pertumbuhan yang maksimal, kepadatan dapat diatur sesuai dengan besarnya kolam.  Cara ini memungkinkan usaha yang berkesinambungan saat penebaran dan panen.
c.       Multi size stocking
Kolam ikan sering menghasilkan pakan alami dan cara makan ukuran ikan kecil dan besar berbeda.  Maka dari itu, padat penebaran dapat ditingkatkan dengan cara perbedaan ukuran ikan, agar dapat memanfaatkan pakan alami.  Sehingga dengan cara ini ikan dapat di panen secara periodik dan dihasilkan ikan dengan ukuran sesuai dengan pasar. Untuk menggantikan ikan yang telah di panen, kolam dapat ditebar lagi dengan ikan yang berukuran kecil.
d.      Monosex stocking
Masalah besar dalam pembesaran Oreochromis sp., adalah melimpahnya produksi tetapi tidak mencapai ukuran yang diinginkan.  Salah satu cara pemecahannya adalah menebar berdasarkan satu jenis sex (kelamin).  Dengan demikian, dimungkinkan tidak akan terjadi reproduksi. Salah satu cara mendapatkan ikan yang monosex adalah dengan pembalikan jenis kelamin atau sex reversal.
e.       Monosex stocking
Masalah besar dalam pembesaran Oreochromis sp., adalah melimpahnya produksi tetapi tidak mencapai ukuran yang diinginkan.  Salah satu cara pemecahannya adalah menebar berdasarkan satu jenis sex (kelamin).  Dengan demikian, dimungkinkan tidak akan terjadi reproduksi. Salah satu cara mendapatkan ikan yang monosex adalah dengan pembalikan jenis kelamin atau sex reversal.
f.       Double cropping
Cara ini adalah memelihara dua jenis ikan dalam satu kolam yang berbeda musim.  Hal ini biasa dilakukan di negara yang mengalami musim dingin. Pada musim panas, dipelihara Channel catfish, sedangkan pada musim dingin dipelihara Rainbow trout.

2.      Polikultur

Kolam ikan dapat menghasilkan organisme air (plankton) pada setiap lapisan air. Untuk itu, padat penebaran berbagai jenis ikan yang saling mengimbangi cara makannya akan dapat memanfaatkan tiap lapisan air dari ketersediaan pakan dan akhirnya akan meningkatkan produksi ikan.  Polikultur pertama kali dilakukan di Cina sejak ribuan tahun lalu dan telah mengalami perbaikan-perbaikan sampai saat ini. Hal ini menghasilkan produksi tinggi per unit area. 

Dalam polikultur terdapat dua (2) cara padat penebaran, yaitu :

a.       Multi age (Multi size) stocking
Polikultur secara Multi age, berbagai jenis ikan yang berbeda ukurannya dibudidayakan dalam kolam yang sama dengan umur yang berbeda.  Caranya seperti multi size stocking dalam sistem monokultur, panen secara periodik dan yang berikut ditebar kembali adalah ikan yang berukuran kecil (benih).

b.      Multi stage stocking
Polikultur secara Multi stage, meliputi berbagai jenis ikan yang dibudidayakan dalam serangkaian kolam, saat panen ikan dipilih (sortir) sesuai ukurannya. Ikan jenis carnivor sering digunakan sebagai predator dalam sistem polikultur, khususnya saat memelihara ikan yang berproduksi sendiri dalam kolam pembesaran, seperti Oreochromis sp., digunakan sebagai predator.  Perbandingan optimal predator untuk memangsa ditentukan oleh perbandingan ukuran pemangsa dengan tingkat makannya. 

Padat penebaran selain dapat meningkatkan produksi ikan yang dipelihara, juga sangat mempengaruhi kondisi kualitas air. Hasil penelitian Sarwono & Agustina (2002), laju nitrifikasi dipengaruhi oleh besarnya buangan metabolit dan sisa pakan. Besarnya buangan metabolit dan sisa pakan sangat dipengaruhi oleh padat penebaran ikan yang dipelihara.





Sumber :
Zonneveld, N; E.A. Huisman; J.H. Boon., 1991. Prinsip-Prinsip Budidaya Ikan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Informasi Lebih Lanjut Dapat Menghubungi :
Inayah Rahmani, S.Pi
Penyuluh Perikanan Muda
Dinas Perikanan Kabupaten Banjar
Jl. Pramuka No.1 Komplek Antasari, Martapura
Wilayah Kerja Kecamatan Martapura Barat
Hp. 085346837290










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENGAPURAN DAN PRINSIP DALAM BUDIDAYA IKAN

Pengaruh menguntungkan dari pengapuran pada ikan / udang / produksi udang di pertambakan maupun kolam perairan basa dan asam telah di...