24 Agustus 2018

TEKNIK PEMBENIHAN IKAN PAPUYU




Ikan Papuyu merupakan ikan lokal air tawar yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan digemari oleh masyarakat Kalimantan terutama masyarakat Kalimantan Selatan, tetapi belum banyak dibudidayakan. Untuk itu diperlukan usaha pembenihan guna kontinuitas suplai benih yang memenuhi syarat kualitas dan kuantitasnva.

Ikan Papuyu yang akan dipijahkan telah melewati proses penseleksian, pada proses penseleksian ini induk ikan yang dipilih benar-benar telah siap untuk dipijahkan alias telah matang gonad. Adapun perbedaan antara induk ikan jantan dan induk ikan betina dapat dibedakan dengan melihat ciri-ciri sebagai berikut :

Seleksi Induk

Ciri-ciri induk jantan dan betina Betina : 
Betina
  • Tubuh gemuk dan lebar kesamping,
  • Warna badan agak gelap,
  • Sirip punggung lebih pendek,
  • Bagian bawah perut agak melengkung,
  • Jika matang gonad pada bagian perut diurut akan keluar telur,
  • Alat kelamin berwarna kemerah-merahan.
Jantan :
  • Tubuh ramping dan panjang,
  • Warna badan agak cerah,
  • Sirip punggung lebih panjang,
  • Bagian bawah perut rata,
  • Jika perut diurut akan keluar cairan sperma berwarna putih susu.
Beberapa persyaratan induk
  1. Ukuran induk betina yang ideal diatas 90 gram dan jantan diatas 30 gram
  2. Badan terlihat segar (tidak cacat) dan gerakannva lincah
  3. Mampu menghasilkan telur dalam jumlah cukup banyak,
  4. Umur induk lebih dari 10 bulan,
  5. Pertumbuhannya cepat.
Ikan Betok- Atas: jantan, Bawah Betina

Ikan Betok - Atas: Betina, Bawah: Jantan

Sistim Pembenihan Bak Plastik

Persiapan bak pembenihan

Pemijahan dengan sistim injuce spawning, dilakukan dengan menggunakan bak plastik berukuran 1 x 4 x 0,30 M. Persipan yang dilakukan antara lain pengisian air yang dilakukan 2 -3 hari sebelum melakukan pemijahan, air diisi sebanyak 2/3 dari volume bak dan diberi desinfektan dengan menggunakan larutan garam dapur, selanjutnya diberi aerasi untuk meningkatkan konsentrasi O2 terlarut di dalam air dan kemudian ditebarkan jenis tanaman air seperti kiambang (Silvia netaus)sebagai pelindung telur dan larva. Selanjutnya bak ditutup dengan menggunakan plastik atau sejenisnya ini bertujuan supaya suhu air bisa dipertahankan dan ikan Puyu tidak melompat ke luar.
Bak pemijahan

Penyuntikan



Penyuntikan terhadap ikan Papuyu dilakukan bersamaan antara induk jantan dan betina (penyuntikan dilakukan hanya sekali), adapun hormon yang digunakan dalam penyuntikan ini adalah hormon ovaprim dengan dosis yang di berikan pada penyuntikan tersebut sebesar 0,4 ml/Kg induk baik untuk induk ikan betina maupun induk ikan jantan. Penyuntikan secara intramuscular pada otot punggung induk. Induk betina 2 kali penyuntikan dan induk jantan 1 kali penyuntikan. Interval waktu penyuntikan I ke penyuntikan II adalah 6 jam. Penyuntikan induk jantan bersamaan pada saat penyuntikan II induk betina. Setelah dilakukan penyuntikan antara induk ikan jantan dan induk ikan betina maka induk ikan tersebut diletakkan pada bak pemijahan untuk melakukan proses pemijahan, dengan perbandingan 3 : 1 (3 jantan 1 betina).
Ikan Papuyu memijah sepanjang musim penghujan, pada saat musimnya mampu memijah 2 – 3 kali dengan jumlah telur (fekunditas) 5.000 – 15.000 butir. induk.Pemijahan dapat dilakukan di akuarium atau fibre glass.

Penetasan
Penetasan telur yang telah dipijahkan oleh induk ikan dilakukan pada bak pemijahan yang diberi aerasi sebagai penambah oksigen terlarut di dalam air. Telur ikan Puyu akan menetas antara 10 – 12 jam.

Pemeliharaan Larva
Larva yang baru menetas tidak perlu diberi makanan tambahan sebab masih mempunyal cadangan makanan dari kantong kuning telur (yolk egg).Setelah larva berumur 4 hari diberi makanan tambahan berupa suspense kuning telur. Frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari (pagi, siang dan sore) selama 10 hari. Setelah itu bisa diberikan makanan pellet yang dihaluskan. Masa kritis larva terjadi pada saat hari ke-7 sampai hari ke-14. Pendederan larva dilakukan di kolam semi permanen, dimana kolam tersebut terlebih dahulu dilakukan pengolahan lahan dengan diberi dosis pupuk dan kapur sesuai anjuran.
Pemeliharaan ini selama 45 hari dengan padat tebar 50 ekor/m . Selama masa pemeliharaan 45 hari benih ikan diberi pakan tambahan berupa pellet yang dihancurkan sebanyak 10 – 20% per hari dengan frekuensi pemberian 2 kali/hari. Umur 45 hari sudah mencapai benih ukuran 1 – 3 cm, dan benih bisa dipanen untuk di tebar ke kolam pendederan berikutnya


Sumber :
M.Ridho Salami. 2010. Pembenihan Ikan Papuyu (Anabas testudineus). Riau

Informasi Lebih Lanjut dapat Menghubungi:
Inayah Rahmani, S.Pi
Penyuluh Perikanan Muda
Dinas Perikanan Kabupaten Banjar
Jl. Pramuka No. 1 Komplek Antasari, Martapura
Wilayah Kerja Kecamatan Martapura Barat
Hp. 085346837290 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENGAPURAN DAN PRINSIP DALAM BUDIDAYA IKAN

Pengaruh menguntungkan dari pengapuran pada ikan / udang / produksi udang di pertambakan maupun kolam perairan basa dan asam telah di...