30 Juli 2018

TEKNIS PEMBUATAN PROBIOTIK BIO FISH
  

 Probiotik  Biofish

Probiotik Bio Fish adalah suatu pakan campuran berupa mikroba hidup yang dapat memberikan pengaruh menguntungkan terhadap inang dan lingkungan dengan cara memperbaiki keseimbangan mikroba saluran pencernaan dan lingkungan.

Kandungan Probiotik Bio Fish
Indukan probiotik bio fish yang digunakan Balai Benih dan Induk Ikan Air Tawar (BBI-IAT) Karang Intan berasal dari Unit Pengelola Budidaya Ikan Air Tawar (UPBAT) Kepanjen - Malang Jawa Timur. Probiotik Biofish mengandung bakteri pengurai sebagai berikut :

Lactobacillus sp : menghasilkan asam susu dari fermentasi gula. Berfungsi menguraikan makanan, membersihkan saluran pencernaan.

Acetobacter sp : Merubah alkohol menjadi asam cuka untuk membantu menetralisir pH air.

Bacillus sp : Menghasilkan antibiotic (Tirotricin) yangb berfungsi untuk menangkal bakteri pathogen (bagi manusia dan hewan).

Psedomonas aeruginosa : Menghasilkan pigmen wrna biru yang merupakan antibiotic (Piosanin) yang berfungsi untuk menangkal bakteri pathogen.

Bakteri nitrobacter sp : Bakteri yang mampu merubah ammonia dan nitrit menjadi NO3 (nitrat) sebagai pupuk di tanah dasar.

Berdasarkan bakteri yang dikandungnya maka manfaat penggunaan probiotik bio fish bagi usaha pembenihan dan budidaya ikan adalah :
- Mampu memperbaiki kualitas air
Meningkatkan nafsu makan ikan
Mencegah terjadinya penyakit
- Mempercepat pertumbuhan ikan

Keunggulan Penggunaan Probiotik Bio Fish
- Keunggulan penggunaan probiotik bio fish adalah sebagai berikut : 
- Mengurangi pathogen dalam air
- Meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan ikan
- Sebagai bahan fermentasi pupuk dan bahan pakan alternatif
- Memperbaiki penggunaan nutrisi pakan (menekan biaya pakan lele 30 – 40%)
- Media budidaya (air) tidak berbau busuk
- Ikan hasil budidaya merupakan ikan organik yang bagus bagi kesehatan manusia.

Bahan – Bahan Pembuatan Probiotik Bio Fish



Komposisi Bahan

Komposisi bahan untuk pembuatan 100L probiotik biofish sebagai berikut :
Jahe Merah  3 kg
Kunyit Putih 5 kg
Temulawak  5 kg
Gula Merah 5 kg
Susu Segar 5 Liter
Tetes / molase 5 Liter
Dedak Halus 2 kg
Belimbing / nenas 3 kg
Induk Probiotik  3 Liter
Air Bersih ± 85 Liter

Teknik Pembuatan Probiotik Biofish
Rempah-rempah (jahe merah, kunyit putih, temulawak) dicuci dan dipotong-potong lalu dihaluskan dengan blender ;
Masukkan rempah-rempah yang telah dihaluskan ke dalam wadah fermentasi yang telah disiapkan ;
Rebus air bersama gula merah sampai suhu 100oC ;
Masukkan rebusan gula merah dan tetes / molase ke dalam wadah fermentasi. Selanjutnya tambahkan air yang telah direbus sampai volume probiotik yang dikehendaki ;
Masukkan susu dan buah belimbing / neneas yang telah dihaluskan dengan blender ke dalam wadah fermentasi pada suhhu media 60oC agar vitamin C dan protein tidak rusak ;
Wadah fermentasi tertutup rapat ;
Setelah 48 jam dimasukkan starter probiotik 2 liter dan 2 liter tetes ;
Ditutup rapat (kedap udara), di fermentasi selama 1 bulan ;
Apabila ada tekanan berlebihan terhadap wadah fermentasi, gas dapat dikeluarkan ;
Setelah 1 bulan, probiotik siap digunakan.

Indikasi hasil perbanyakan probiotik yang baik, yaitu :
·      Warna coklat pekat
·      Pada bagian permukaan terdapat selaput warna putih
·      Bau segar agak menyengat
·      Tidak ada tekanan gas pada wadah perbanyakan (drum)

Cara Penyimpanan Yang Baik
- Wadah harus gelap (tidak tembus cahaya) dan ditutup dengan rapat
- Pengisian penuh seminimal mungkin ada rongga udara
- Penyimpanan dihindari dari sinar matahari langsung
- Bisa bertahan sampai 3 tahun

Untuk melihat aktif tidakn ya bakteri dapat dilakukan dengan mencampur probiotik dengan tetes lalu menyimpannya dengan keadaan tertutup. Setelah 24 jam apabila ada tekanan gas menandakan bakteri aktif


Sumber :
Dinas Perikanan dan Kelautan. Balai Benih dan Induk Ikan Air Tawar (BB - IIAT) Karang Intan. 2013. Teknis Pembuatan Probiotik Bio Fish. Provinsi Kalimantan Selatan.

Informasi Lebih Lanjut Dapat Menghubungi :
Inayah Rahmani, S.Pi
Penyuluh Perikanan Muda
Dinas Perikanan Kabupaten Banjar
Jl. Pramuka No. 1 Komplek Antasari, Martapura
Wilayah Kerja Kecamatan Martapura Barat
Hp. 085346837290

27 Juli 2018


PENANGGULANGAN
HAMA DAN PENYAKIT
PADA PEMELIHARAAN IKAN LELE


  A.    Hama
Hama ikan lele terdiri dari predator-predator seperti ular, barang-barang, burung dan sebagainya. Hama lele dapat pula berupa hama penyaing, yang merupakan hewan penyaing dalam hal berebut tempat, makanan dan oksigen terlarut. Hama-hama penyaing tersebut dapat berupa ikan-ikan liar, kepiting, siput, katak dan lain-lain.
Untuk menanggulangi hama ikan lele ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1.  Untuk hewan-hewan predator dapat dilakukan dengan cara membunuh langsung hewan tersebut ataupun dengan cara menjebaknya.
2.  Untuk hama penyaing dapat dilakukan dengan cara kimiawi yaitu dengan memberikan pestisida atau bahan kimia lainnya.

 Untuk lebih jelasnya tentang penggunaan pestisida dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :

No
Pestisida/bahan
Kimia lain
Sasaran
Dosis
1.

2.
3.
4.

5.

6.
Akar tuba (bahan aktif rotenon)
Rotenon powder
Chemfish 5 EC
Bungkil biji teh (bahan aktif saponin)
Potassium Cyanide

Brestan 60
Ikan liar

Ikan liar
Ikan liar
Ikan liar

Ikan liar & pemangsa lain
Trisipan
4-10 ppm

1 ppm
4 ppm
7 ppm

0,1 ppm

2 ppm


B.     Penyakit

Timbulnya penyakit pada lele biasa diawali dengan adanya perubahan lingkungan yang mengakibatkan “stress”. Stress dapat juga terjadi karena padat penebaran yang terlalu tinggi, pada saat pemilihan benih, pengangkutan, perubahan suhu air yang terlalu menyolok, kurangnya kandungan oksigen dan kurangnya makanan. Akibatnya ikan lele akan mudah terserang penyakit.

Penularan penyakit lele dapat terjadi dengan berbagai cara diantaranya melalui kontak individu bila pada padat penebarannya tinggi ataupun karena masuknya ikan yang telah terkena infeksi dari sumber lain. Cara penularan yang lain  dapat melalui air yang memang banyak mengandung bibit penyakit. Penularan dimungkinkan oleh kondisi ikan lele yang lemah.

Penyakit-penyakit yang dapat menyerang ikan lele antara lain :
1.      Bakterial
Aeramonas sp
Gejala / tanda penyakitnya adalah pengeluaran lendir yang berlebihan pada sisik dan terdapat bercak-bercak merah di kulit
2.       Protozoa
-    Ichtyopthuryus multifilis
Gejala / tanda penyakitnya adalah terdapat bintik-bintik putih (white spot) pada permukaan kulit, sirip, dan lapisan insang.
-    Trichodina domerguei
Gejala / tanda penyakitnya adalah terdapat bercak putih keabuan pada daerah yang terserang dan kumis membengkak
3.      Jamur
-    Saprolegnia dan Achlya
Gejala / tanda penyakitnya adalah bagian tubuh yang terserang berwarna seperti kapas
4.      Cacing
       -   Dactylogyrus dan Gyrodactylus
Gejala / tanda penyakitnya adalah insang luka dan rusak, kulit berlendir dan pucat, badan lemas dan sirip kuncup.
-    Pisciola
Gejala / tanda penyakitnya adalah bercak-bercak merah di kulit karena cacing yang menempel
5.      Makanan
-    Kekurangan asam amino essensial
Gejala / tanda penyakitnya adalah pertumbuhan lambat
-    Kekurangan asam lemak essensial
Gejala / tanda penyakitnya adalah warna pucat dan terjadi gangguan pada hati
-    Kekurangan Vitamin A, B, dan C
Gejala / tanda penyakitnya adalah pertumbuhan lambat dan  pendaharan pada bagian luar tubuh
6.      Kondisi Lingkungan
-    Keadaan pH yang tidak sesuai
Gejala / tanda penyakitnya adalah pertumbuhan lambat dan mortalitas tinggi
Keadaan O2 dalam air berkurang
 -   Gejala / tanda penyakitnya adalah pertumbuhan lambat dan mortalitas tinggi
-        Perubahan suhu yang mendadak
Gejala / tanda penyakitnya adalah adanya kematian massal
-        Adanya gas beracun
Gejala / tanda penyakitnya adalah adanya kematian massal


Sumber :
Heru Susanto. 2010. Budidaya Ikan. Trimeka, Bandung. 

Informasi Lebih Lanjut dapat Menghubungi:
Inayah Rahmani, S.Pi
Penyuluh Perikanan Muda
Dinas Perikanan Kabupaten Banjar
Jl. Pramuka No. 1 Komplek Antasari, Martapura
Wilayah Kerja Kecamatan Martapura Barat
Hp. 085346837290

23 Juli 2018

Jenis Penyakit Pada Ikan Patin dan Cara Pengobatannya



Budidaya ikan patin adalah salah satu budidaya yang cukup menguntungkan. Dengan modal yang terjangkau, usaha ini juga tidak membutuhkan waktu yang banyak. Namun jangan salah, banyak juga kendala yang dialami para petani ikan patin. Salah satunya adalah kematian ikan. Kematian ikan biasanya dikarenakan oleh faktor internal dan faktor eksternal ikan. Faktor internal contohnya adalah dikarenakan ikan tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan kolam. Sedangkan kematian yang disebabkan oleh faktor eksternal ikan contohnya adalah dikarenakan serangan dari ikan lain, serangan dari binatang lain, ataupun disebabkan oleh penyakit. Banyak sekali penyakit yang menjangkit ikan patin. Penyakit penyakit ini jika tidak segera diatasi bisa menyebabkan kematian pada ikan..

Penyakit ikan patin biasanya disebabkan oleh adanya infeksi dan non-infeksi. Penyakit infeksi adalah penyakit yang timbul akibat adanya faktor patogen (kuman). Penyakit infeksi ini mudah sekali menular. Penyakit infeksi biasanya timbul karena gangguan organisme patogen (kuman). Organisme patogen yang menyebabkan infeksi biasanya parasit, jamur, bakteri, dan virus. Sedangkan penyakit non -  infeksi adalah penyakit yang tidak menular. Penyakit non-infeksi yang sering ditemukan pada ikan adalah keracunan dan kurang gizi pada ikan.

1. Penyakit akibat parasit
Penyakit parasit yang biasanya menjangkit pada ikan penyakit adalah seperti adanya bintik putih (white spot) pada tubuh ikan. Hal ini disebabkan karena adanya infeksi Ichtyophthirius multifiliis. Penyakit ini biasanya menjangkit benih ikan yang masih berumur 1 – 6 minggu. Penyakit ini termasuk penyakit yang menular ke ikan yang lain. Gejala yang terlihat pada ikan ketika terjangkit penyakit ini adalah dengan adanya bintik-bintik putih di lapisan lendir kulit, dan sirip dan lapisan insang sehingga ikan berenangnya terlihat tidak normal lagi. Penyakit white spot (bintik putih) ini disebabkan oleh parasit dari bangsa protozoa dari jenis Ichthyoptirus multifilis Foquet. 

Cara Pengendalian  
·         Siapkan bak berisi air bersih
·         Masukkan satu gram metil biru dalam 100 cc air ke dalam bak berisi air bersih tadi. 
·        Ikan  yang  terjangkit  penyakit  tadi, dimasukkan ke  dalam  bak  air  yang  bersih  yang   sudah dicampur dengan cairan metil biru.
·         biarkan ikan di dalam bak berisi larutan tadi selama kurang lebih 24 jam. 
·         Lakukan pengobatan berulang-ulang hingga penyakit ikan menghilang.

2. Penyakit jamur
Penyakit jamur pada ikan biasanya terlihat pada insang ikan yang terlihat adanya benang-benang halus seperti kapas. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh kondisi air yang jelek. Selain itu penyakit ini juga dapat menyerang ikan patin disebabkan adanya luka-luka di badan tubuh ikan. Jamur yang sering menyerang adalah dari golongan Achlya sp. dan Saprolegnia sp.  Gejala yang terlihat pada ikan yang terjangkit penyakit jamur diantaranya adalah adanya luka di bagian tubuh terutama di tutup insang, sirip dan bagian punggung ikan. Bagian-bagian tersebut terlihat ditumbuhi oleh benang-benang halus seperti kapas berwarna putih hingga kecoklatan. 

Cara Pengobatan 
·      Menjaga  kebersihan kolam  dan  kualitas  air  agar kondisinya selalu ideal bagi kehidupan ikan patin. 
·      Ikan yang terlanjur sakit harus segera diobati. Cara pengobatan ikan dapat dilakukan dengan cara  merendam ikan yang sakit dengan larutan malachyt green oxalate sejumlah 2 –3 g/m air (1 liter) selama 30 menit, dan di ulang sampai tiga hari berturut- turut.

3. Penyakit bakteri
Salah satu penyakit yang juga sering menyerang ikan patin adalah bakteri. Jenis bakteri yang sering menyerang ikan patin adalah jenis Aeromonas sp. dan Pseudo-monas sp. Gejala yang terlihat pada ikan patin yang terjangkit penyakit ini adalah akan mengalami pendarahan pada bagian tubuh terutama di bagian dada, perut, dan pangkal sirip. Selain itu cairan lendir di tubuh ikan akan berkurang sehingga ketika kita raba tubuh ikan terasa kasar. Bakteri yang sering menyerang ikan patin adalah jenis Aeromonas sp. dan Pseudomonas sp. Penyakit bakteri pada ikan patin ini termasuk penyakit yang mudah sekali menular, sehingga ikan yang terserang dan penyakit ini dan keadaannya cukup parah harus segera dimusnahkan. 

Cara Pengobatan 
·         rendamlah ikan dalam larutan kalium permanganat (PK) 10-20 ppm selama 30–60 menit.
·         rendamlah ikan dalam larutan nitrofuran 5- 10 ppm selama 12–24 jam.
·         rendamlah ikan dalam larutan oksitetrasiklin 5 ppm selama 24 jam.

4. Keracunan dan kurang gizi
Keracunan dan kurang gizi pada ikan sering kali disebabkan oleh banyak faktor seperti pada pemberian pakan yang berjamur dan berkuman ataupun dikarenakan pencemaran lingkungan perairan. Gejala keracunan dapat diidentifikasi dari tingkah laku ikan. Diantaranya :
·    Ikan akan lemah, berenang megap-megap dipermukaan air. Pada kasus yang berbahaya, ikan berenang terbalik dan mati. Pada kasus kurang gizi, ikan tampak kurus dan kepala terlihat lebih besar, tidak seimbang dengan ukuran tubuh, kurang lincah dan perkembangan tidak normal.
·         banyaknya benih ikan yang mati, terutama benih yang berumur 1-2 bulan.

Cara Pengobatan
·            Cara pengobatan ikan yang keracunaan adalah dengan mengganti air dengan air yang mengalir dan membuat air tersebut terus mengalir. Hal ini diharapkan bisa membuang makanan atau sisa makanan yang ada disekitar kolam bisa terbuang keluar semuanya.




SUMBER :
www.bibitikan.net. Surya Mina.


Informasi Lebih Lanjut Dapat Menghubungi :
Inayah Rahmani, S.Pi
Penyuluh Perikanan Muda
Dinas Perikanan Kabupaten Banjar
Jl. Pramuka No. 1 Lomplek Antasari, Martapura
Wilayah Kerja Kecamatan Martapura Barat 
Hp. 085346837290












16 Juli 2018

PENGEMBANGAN KELOMPOK PERIKANAN



A.    Arah / tujuan Pengembangan Kelompok
Arah/tujuan pengembangan kelompok adalah agar kelembagaan kelompok dapat menjalankan peran dan fungsinya dengan efisien dan efektif. Kelompok untuk bisa maju dan kuat memerlukan proses pengembangan yang terus menerus agar tumbah dan berkembang menjadi lembaga yang lebih maju. Kelembagaan yang telah terbentuk dan tumbuh perlu ditingkatkan melalui kegiatan pengembangan kelompok antara lain :
  1. Peningkatan peran lembaga dalam memajukan usaha anggotanya;
  2. Peningkatan kemampuan keterampilan berproduksi bagi pelaku utama yang bergabung sebagai anggota;
  3. Peningkatan kemampuan administrasi usaha, yaitu mencatat semua transaksi bisnisnya;
  4. Peningkatan kemampuan  bernegosiasi dan berinteraksi dalam bisnis bidang kelautan dan perikanan;
  5. Peningkatan kemampuan berorganisasi dan bekerja sama antar lembaga.

B.    Kegiatan Pengembangan Kelompok
Bila semua anggota kelompok masyarakat secara sadar sepakat untuk mengikuti anjuran dan merasakan manfaat dari kegiatan berkelompok, maka langkah selanjutnya adalah berupa bimbingan-bimbingan. Bimbingan tersebut terus dilakukan secara berkala melalui upaya pembinaan yang terus menerus.
Tentu saja pembinaan ini semata-mata tidak hanya dilakukan oleh pendamping saja, melainkan harus ada dukungan yang kuat dari instansi terkait lainnya.
Pelaksanaan bimbingan/pembinaan, antara lain dapat dilakukan dengan:

1)  Pembinaan Teknis Bidang Usaha Kelompok
Pembinaan  bidang usaha kelompok dapat dilakukan melalui bimbingan mengenai:
(a)       penguatan modal usaha;
(b)      penangkapan ikan;
(c)       budidaya ikan;
(d)      Jasa dan industri perikanan;
(e)       Peningkatan kapasitas masyarakat, kelembagaan dan aparat
(f)        Pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan
(g)       Pembangunan dan pengembangan infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi, sosial dan lingkungan
(h)      Pengolahan dan pemasaran hasil
(i)         Penguatan kelembagaan usaha
(j)      Kontribusi pelaku utama kelautan dan perikanan
(k)    Identifikasi potensi wilayah dan sumberdaya perikanan yang ada di lingkungannya
(l)      Pemilihan teknologi yang dibutuhkan
(m) Peningkatan kapasitas produksi dan mutu hasil

2)   Pembinaan Manajerial Kelompok
Pembinaan  manajerial kelompok dapat dilakukan melalui bimbingan mengenai:
(a)    Penyusunan Rencana Usaha Kelompok (RUK)
Rencana Usaha Kelompok disusun bersama berdasarkan hasil musyawarah dan mufakat anggota. Musyawarah anggota dipimpin oleh ketua kelompok dengan didampingi oleh penyuluh perikanan. Rencana Usaha Kelompok (RUK) minimal memuat tentang: biodata kelompok, rencana kerja, kebutuhan nyata kelompok, analisa usaha serta prospek usaha di bidang kelautan dan perikanan.
RUK yang telah disusun kemudian ditandatangani oleh Ketua Kelompok, tenaga pendamping dan diketahui oleh Kepala Desa dan Kepala Dinas yang membidangi Kelautan dan Perikanan sebagai Pembina.

RUK dibuat dengan materi/informasi sebagai berikut:
(1)   Gambaran umum kelompok, berisi antara lain:
(i)         Nama kelompok dan tahun berdirinya.
(ii)       Alamat kelompok
(iii)      Susunan pengurus dan perkembangan jumlah anggotanya (saat berdiri sampai sekarang).
(iv)     Pengakuan keberadaan kelompok oleh masyarakat/instansi terkait
(v)       Maksud dan tujuan pendirian kelompok (harus tercantum dalam AD/ART)
(vi)     Jenis kegiatan usaha yang sedang berjalan, produksi saat ini dan pemasarannya.
(vii)    Perkembangan sarana yang dimiliki dari saat ini serta asal modal tersebut.
(viii)  Administrasi kelompok (buku pendukung)
(ix)      Nama Tenaga pendamping (domisili dan prestasi pendamping)
(x)       Mitra usaha (pemerintah/swasta)
(xi)      Prestasi kelompok

(2)      Rencana kegiatan dan pembiayaan, berisi antara lain:
(i)         Investasi
(ii)       Modal kerja (pembelian sarana produksi yang akan digunakan)
(iii)      Pengembangan kelembagaan (pelatihan, administrasi kelompok, pengembangan pemasaran, dan lain-lain)
(3)      Rencana produksi dan pemasaran
(i)         Rencana produksi
(ii) Rencana pemasaran (harga,tujuan pasar, dsb)
(iii)   Analisa usaha
(4)      Rencana pendampingan
(i)         Pendampingan teknis
(ii)       Pendampingan manajerial
(5)      Keberhasilan yang ingin dicapai
(i)         Peningkatan kemampuan kelompok :
-  Administrasi kelompok (adanya kelengkapan administrasi)
-  Produksi dan pemasaran (terjadinya peningkatan)
(ii) Dampak kegiatan kelompok
-  Dampak terhadap kelompok
-  Dampak terhadap masyarakat sekitar kelompok
-  Dampak terhadap lingkungan/ekologi yang dapat dirasakan oleh anggota kelompok maupun masyarakat

(b)      Pemupukan Modal dan Keberlanjutan Usaha Kelompok
Dana yang disalurkan kepada kelompok pelaku utama/masyarakat merupakan penguatan modal untuk terus dipupuk menjadi ”dana penguatan modal kelompok” untuk pengembangan usaha kelompok secara berkelanjutan.
Pemanfaatan dana kelompok untuk modal kerja direncanakan bersama-sama secara transparan oleh kelompok.

(c)          Pengembangan Usaha kelompok
Berbagai bidang usaha yang dapat dikelola oleh kelompok masyarkat antara lain bidang usaha kios sarana produksi, usaha jasa, konservasi berorientasi ekonomi, budidaya, pengolahan, penangkapan dan pemasaran hasil perikanan.

(d)      Pengembangan Pemasaran Hasil
(e)       Bimbingan Manajerial Lainnya

3)   Pembinaan aspek sosial ;
Pembinaan  aspek sosial dapat dilakukan antara lain melalui bimbingan mengenai:
(a)    Kesadaran hukum
(b)   Pembinaan kader
(c)    Taat perjanjian
(d)   Pembinaan hubungan dengan kelembagaan lain
(e)    Administrasi kelompok


Sumber :
Tim Pusbangluh, 2008. Modul Pembinaan dan Pengembangan Kelembagaan Penyuluhan Perikanan. Pusat
Pengembangan Penyuluhan BPSDMKP, Jakarta.

Informasi Lebih Lanjut Dapat Menghubungi :
Inayah Rahmani, S.Pi
Penyuluh Perikanan Muda
Dinas Perikanan Kabupaten Banjar
Jl. Pramuka No. 1 Komplek Antasari, Martapura
Wilayah Kerja Martapura Barat
Hp. 085346837290


PENGAPURAN DAN PRINSIP DALAM BUDIDAYA IKAN

Pengaruh menguntungkan dari pengapuran pada ikan / udang / produksi udang di pertambakan maupun kolam perairan basa dan asam telah di...