PEMIJAHAN IKAN PATIN
Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar yang dikenal sebagai komoditi yang berprospek
cerah, karena memiliki harga jual yang tinggi. Hal inilah yang menyebabkan ikan
patin mendapat perhatian dan diminati oleh para pengusaha untuk membudidayakannya.
Ikan ini cukup responsif terhadap pemberian makanan tambahan. Pada
pembudidayaan, dalam usia enam bulan ikan patin bisa mencapai panjang 35- 40
cm. Pada perairan yang tidak mengalir dengan kandungan oksigen rendahpun sudah
memenuhi syarat untuk membesarkan ikan ini.
1. Pemeliharaan Induk
Dalam kegiatan pembenihan
ikan, pemeliharaan induk merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh
terhadap kualitas dan kuantitas benih yang dihasilkan. Pada kegiatan ini, ada beberapa hal yang
harus di perhatikan yang meliputi :
Wadah dan media pemeliharaan
Wadah yang digunakan untuk pemeliharaan induk dapat berupa kolam tanah
atau bak beton. Sebaiknya bak
pemeliharaan dilengkapi dengan waring yang ukurannya di sesuaikan dengan ukuran
bak.
Pada bak pemeliharaan
induk, ketinggian air berkisar antara 1,2-1,5 m dengan kepadatan 2-3
ekor/m2. Pada bak ini juga sebaiknya
terdapat saluran pembuangan dan pemasukan air agar memudahkan dalam pengelolaan
media pemeliharaan.
Pakan induk
Pakan
induk dapat menggunakan pakan komersil dengan kandungan protein antara
28-32%. Kandungan pakan ini sangat
berpengaruh terhadap kualiatas telur yang dihasilkan. Pemberian pakan dilakukan sebanyak 2 kali
dalam sehari yaitu pada pagi dan sore hari.
Jumlah pakan yang diberikan sebanyak 2% dari biomass (Hamid dkk, 2007).
Misalkan, induk
sebanyak 50 ekor dengan berat rata-rata 3 kg/ekor. Jadi, berata biomassnya adalah 150 kg. Pakan yang harus di berikan adalah 2% dari
150 kg, sebanyak 3 kg. Pakan ini dibagi
menjadi dua bagian, 1,5 kg di berikan pada pagi hari dan 1,5 kg diberikan pada
sore hari.
2. Seleksi Induk
Seleksi induk adalah
kegiatan yang dilakukan untuk memilih induk yang siap untuk dipijahkan. Sebelum melakukan seleksi, induk terlebih
dahulu diberok selama 1 hari dengan tujuan agar memudahkan dalam seleksi yaitu
induk yang membesar perutnya adalah benar-benar induk yang matang gonad bukan
karena pakan (Kordi, 2005).
Induk yang diseleksi
adalah induk yg telah berumur lebih dari 3
tahun dengan berat 1,5-2 kg untuk jantan dan 1,5-2 kg untuk betina.
Ciri-ciri induk patin yang sudah
matang gonad dan siap dipijahkan adalah sebagai berikut :
a. Induk betina
Umur tiga tahun.
Ukuran 1,5–2 kg.
Perut membesar ke arah anus.
Perut terasa empuk dan halus bila di raba.
Kloaka membengkak berwarna merah tua.
Kulit pada bagian perut lembek dan tipis. 7
Kalau di
sekitar kloaka ditekan akan keluar beberapa butir telur yang bentuknya
bundar dan besarnya seragam.
b. Induk jantan
Umur dua tahun.
Ukuran 1,5–2 kg.
Kulit perut lembek dan tipis.
Bila diurut akan keluar
cairan sperma berwarna putih.
Kelamin membengkak berwarna merah tua.
3. Pemijahan
Penyuntikan
Pemijahan pada ikan patin
dilakukan secara buatan dengan menggunakan hormon stimulan yang berfungsi untuk
menstimulasi kematangan gonad yaitu melalui pemberian ovaprim. Dosis yang biasa
digunakan antara 0,50-0,75 cc/kg untuk induk betina, (Kordi, 2005). Sedangkan untuk induk jantan tidak ada
perlakuan atau tidak dilakukan penyuntikan sebelum dilakukan pemijahan.
Penyuntikan dilakukan
pada punggung yaitu dibawah sirip secara
intra muscular (Khairuman, 2002). Penyuntikan dilakukan sebanyak dua
kali. Penyuntikan pertama dapat dilakukan pada malam hari yaitu pada pukul
22.00 dengan dosis 1/3 dari total dosis, sedangkan penyuntikan kedua dilakukan
pada pagi hari yaitu pada pukul 09.00 sebanyak 2/3 dari dosis total.
Induk yang telah di
suntik, kemudian dimasukkan kembali ke dalam bak. Setelah 8 – 12 jam penyuntikan, dapat
dilakukan stripping untuk mengeluarkan telur dan sperma induk.
Stripping
Induk yang telah siap
untuk distripping kemudian diangkat dan dikeringkan terlebih dahulu dengan
handuk atau kain lainnya. Proses stripping dilakukan dengan metode kering (dry stripping). Stripping dilakukan dengan cara
mengurut bagian perut induk betina ke arah belakang. Telur yang keluar
ditampung dengan menggunakan waskon yang telah dikeringkan sebelumnya. Setelah
selesai striping telur, kemudian dilakukan pengambilan sperma. Sperma diambil
dengan cara mengurut bagian perut induk jantan ke arah belakang. Sperma yang
keluar dari papila ditampung di dalam mangkok yang telah dibersihkan.
Setelah telur tertampung
di dalam waskom kemudian sperma dimasukkan ke dalam telur dan diaduk dengan
menggunakan bulu ayam sampai sperma dan telur tercampur merata. Pengadukan
dilakukan perlahan, setelah telur dan sperma tercampur rata kemudian
ditambahkan air sedikit demisedikit agar sperma aktif dan dapat membuahi
telur.
Telur yang telah terbuahi
ini kemudian dimasukkan ke dalam air yang dicampur dengan lumpur yang terlebih
dahulu air yang dicampur lumpur ini di rebus sampai mendidih agar streril. Tujuan pencampuran telur dengan air yang di
campur lumpur ini agar telur tidak lengkat satu dengan dengan yang lain. Kemudian telur dibilas hingga bersih dan siap
untuk di tetaskan
Penetasan telur
Telur-telur hasil stripping
dapat di tetaskan dalam akuarium atau bak penetasan. Sebelum penebaran
telur, terlebih dahulu bak atau akuarium di bersihkan kemudian diisi air setinggi
20 cm dan dipasang aerasi dan Heater untuk menjaga suhu media penetasan.
Selama proses penetasan
kondisi suhu selalu dikontrol agar tetap stabil yaitu pada kisaran 28-310C.
Jika suhu dibawah 280C maka heater dinyalakan dan jika suhu 310C maka heater dimatikan. Telur akan menetas berkisar
antara 28-28 jam pada suhu 28-290C (Siregar, 2001).
Setelah telur menetas,
wadah penetasan di bersihkan dengan cara menyipon cangkang dan telur yang tidak
menetas.
Sumber :
Mahatir,
S.St.Pi. 2011. Budidaya Ikan Patin. Kementerian Kelautan dan Perikanan. Badan
Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan. Pusat Penyuluhan Kelautan dan
Perikanan.
Informasi Lebih Lanjut Dapat Menghubungi
:
Inayah
Rahmani, S.Pi
Penyuluh Perikanan Muda
Dinas Perikanan Kab. Banjar
Jl. Pramuka No 1 Komplek Antasari, Martapura
Hp.
085346837290

Tidak ada komentar:
Posting Komentar