14 September 2018

Pemijahan Ikan Patin


PEMIJAHAN IKAN PATIN



Ikan patin merupakan jenis  ikan konsumsi air tawar yang  dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang tinggi. Hal inilah yang menyebabkan ikan patin mendapat perhatian dan diminati oleh para pengusaha untuk membudidayakannya. Ikan ini cukup responsif terhadap pemberian makanan tambahan. Pada pembudidayaan, dalam usia enam bulan ikan patin bisa mencapai panjang 35- 40 cm. Pada perairan yang tidak mengalir dengan kandungan oksigen rendahpun sudah memenuhi syarat untuk membesarkan ikan ini.
 
1.  Pemeliharaan Induk
            Dalam kegiatan pembenihan ikan, pemeliharaan induk merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas benih yang dihasilkan.  Pada kegiatan ini, ada beberapa hal yang harus di perhatikan yang meliputi :  

  Wadah dan media pemeliharaan
  Wadah yang digunakan untuk pemeliharaan induk dapat berupa kolam tanah atau bak beton.  Sebaiknya bak pemeliharaan dilengkapi dengan waring yang ukurannya di sesuaikan dengan ukuran bak. 
            Pada bak pemeliharaan induk, ketinggian air berkisar antara 1,2-1,5 m dengan kepadatan 2-3 ekor/m2.  Pada bak ini juga sebaiknya terdapat saluran pembuangan dan pemasukan air agar memudahkan dalam pengelolaan media pemeliharaan.
  Pakan induk
            Pakan induk dapat menggunakan pakan komersil dengan kandungan protein antara 28-32%.  Kandungan pakan ini sangat berpengaruh terhadap kualiatas telur yang dihasilkan.  Pemberian pakan dilakukan sebanyak 2 kali dalam sehari yaitu pada pagi dan sore hari.  Jumlah pakan yang diberikan sebanyak 2% dari biomass (Hamid dkk, 2007).
Misalkan, induk sebanyak 50 ekor dengan berat rata-rata 3 kg/ekor.  Jadi, berata biomassnya adalah 150 kg.  Pakan yang harus di berikan adalah 2% dari 150 kg, sebanyak 3 kg.  Pakan ini dibagi menjadi dua bagian, 1,5 kg di berikan pada pagi hari dan 1,5 kg diberikan pada sore hari.

2.  Seleksi Induk
            Seleksi induk adalah kegiatan yang dilakukan untuk memilih induk yang siap untuk dipijahkan.  Sebelum melakukan seleksi, induk terlebih dahulu diberok selama 1 hari dengan tujuan agar memudahkan dalam seleksi yaitu induk yang membesar perutnya adalah benar-benar induk yang matang gonad bukan karena pakan (Kordi, 2005).  
            Induk yang diseleksi adalah induk yg telah berumur lebih dari 3  tahun dengan berat 1,5-2 kg untuk jantan dan 1,5-2 kg untuk betina.

Ciri-ciri induk patin yang sudah matang gonad dan siap dipijahkan adalah sebagai berikut :
a. Induk betina
  Umur tiga tahun.
  Ukuran 1,5–2 kg.
  Perut membesar ke arah anus.
  Perut terasa empuk dan halus bila di raba.
  Kloaka membengkak berwarna merah tua.
  Kulit pada bagian perut lembek dan tipis. 7
 Kalau  di  sekitar kloaka ditekan akan keluar beberapa butir telur yang bentuknya bundar dan besarnya seragam.

b. Induk jantan
  Umur dua tahun.
  Ukuran 1,5–2 kg.
  Kulit perut lembek dan tipis.
 Bila  diurut  akan keluar  cairan   sperma berwarna putih.
  Kelamin membengkak berwarna merah tua.

3.  Pemijahan
  Penyuntikan
            Pemijahan pada ikan patin dilakukan secara buatan dengan menggunakan hormon stimulan yang berfungsi untuk menstimulasi kematangan gonad yaitu melalui pemberian ovaprim. Dosis yang biasa digunakan antara 0,50-0,75 cc/kg untuk induk betina, (Kordi, 2005).  Sedangkan untuk induk jantan tidak ada perlakuan atau tidak dilakukan penyuntikan sebelum dilakukan pemijahan. 
            Penyuntikan dilakukan pada punggung yaitu dibawah sirip secara  intra muscular (Khairuman, 2002). Penyuntikan dilakukan sebanyak dua kali. Penyuntikan pertama dapat dilakukan pada malam hari yaitu pada pukul 22.00 dengan dosis 1/3 dari total dosis, sedangkan penyuntikan kedua dilakukan pada pagi hari yaitu pada pukul 09.00 sebanyak 2/3 dari dosis total. 
            Induk yang telah di suntik, kemudian dimasukkan kembali ke dalam bak.  Setelah 8 – 12 jam penyuntikan, dapat dilakukan stripping untuk mengeluarkan telur dan sperma induk.

  Stripping
        Induk yang telah siap untuk distripping kemudian diangkat dan dikeringkan terlebih dahulu dengan handuk atau kain lainnya. Proses stripping dilakukan dengan metode kering  (dry stripping). Stripping dilakukan dengan cara mengurut bagian perut induk betina ke arah belakang. Telur yang keluar ditampung dengan menggunakan waskon yang telah dikeringkan sebelumnya. Setelah selesai striping telur, kemudian dilakukan pengambilan sperma. Sperma diambil dengan cara mengurut bagian perut induk jantan ke arah belakang. Sperma yang keluar dari papila ditampung di dalam mangkok yang telah dibersihkan.
        Setelah telur tertampung di dalam waskom kemudian sperma dimasukkan ke dalam telur dan diaduk dengan menggunakan bulu ayam sampai sperma dan telur tercampur merata. Pengadukan dilakukan perlahan, setelah telur dan sperma tercampur rata kemudian ditambahkan air sedikit demisedikit agar sperma aktif dan dapat membuahi telur. 
          Telur yang telah terbuahi ini kemudian dimasukkan ke dalam air yang dicampur dengan lumpur yang terlebih dahulu air yang dicampur lumpur ini di rebus sampai mendidih agar streril.  Tujuan pencampuran telur dengan air yang di campur lumpur ini agar telur tidak lengkat satu dengan dengan yang lain.  Kemudian telur dibilas hingga bersih dan siap untuk di tetaskan

  Penetasan telur
         Telur-telur hasil  stripping  dapat di tetaskan dalam akuarium atau bak penetasan. Sebelum penebaran telur, terlebih dahulu bak atau akuarium di bersihkan kemudian diisi air setinggi 20 cm dan dipasang aerasi dan  Heater  untuk menjaga suhu media penetasan. 
            Selama proses penetasan kondisi suhu selalu dikontrol agar tetap stabil yaitu pada kisaran 28-310C. Jika suhu dibawah 280C maka heater dinyalakan dan jika suhu 310C  maka heater dimatikan. Telur akan menetas berkisar antara 28-28 jam pada suhu 28-290C (Siregar, 2001).
            Setelah telur menetas, wadah penetasan di bersihkan dengan cara menyipon cangkang dan telur yang tidak menetas.

Sumber :
Mahatir, S.St.Pi. 2011. Budidaya Ikan Patin. Kementerian Kelautan dan Perikanan. Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan. 

Informasi Lebih Lanjut Dapat Menghubungi :
Inayah Rahmani, S.Pi
Penyuluh Perikanan Muda
Dinas Perikanan Kab. Banjar
Jl. Pramuka No 1 Komplek Antasari, Martapura
Hp. 085346837290


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENGAPURAN DAN PRINSIP DALAM BUDIDAYA IKAN

Pengaruh menguntungkan dari pengapuran pada ikan / udang / produksi udang di pertambakan maupun kolam perairan basa dan asam telah di...