I.
PENDAHULUAN
Dalam
budidaya ikan, penebaran umumnya berkaitan dengan ukuran dari benih serta
spesies (jenis) ikan yang akan dibudidayakan. Secara umum, benih ikan berasal dari dua
sumber utama, yaitu :
a. Dari habitat aslinya di alam.
b.
Dari pembenihan (Hathcery).
Padat tebar adalah jumlah benih yang ditebarkan per luas permukaan air
kolam dengan memperhatikan ukuran dan umur
benih.
II. METODE PADAT TEBAR
Beberapa metode padat tebar
yang ada, antara lain :
1.
Monokultur
Monokultur
adalah pemeliharaan satu jenis ikan dalam satu kolam. Pada sistem monokultur, terdapat beberapa teknik padat penebaran, seperti :
a. Mono
size stocking (penebaran satu ukuran)
Cara ini adalah memelihara satu jenis ikan yang
berukuran sama dan di panen setelah mencapai ukuran konsumsi. Apabila padat penebaran terlalu tinggi, maka
ruang gerak hidup menjadi lebih padat dan penurunan mutu pertumbuhan dan
kesintasan hidup ikan yang dipelihara.
Sebaliknya, apabila padat penebaran terlalu rendah, maka media dan pakan
alami tidak dapat dimanfaatkan secara optimal.
b. Multi
stage stocking
Berbagai
ukuran ikan di tebar dalam satu kolam.
Cara ini memberikan keuntungan dari kemampuan pertumbuhan yang maksimal,
kepadatan dapat diatur sesuai dengan besarnya kolam. Cara ini memungkinkan usaha yang
berkesinambungan saat penebaran dan panen.
c. Multi
size stocking
Kolam
ikan sering menghasilkan pakan alami dan cara makan ukuran ikan kecil dan besar
berbeda. Maka dari itu, padat penebaran
dapat ditingkatkan dengan cara perbedaan ukuran ikan, agar dapat memanfaatkan
pakan alami. Sehingga dengan cara ini
ikan dapat di panen secara periodik dan dihasilkan ikan dengan ukuran sesuai
dengan pasar. Untuk menggantikan ikan yang telah di panen, kolam dapat ditebar
lagi dengan ikan yang berukuran kecil.
d. Monosex
stocking
Masalah besar dalam pembesaran Oreochromis sp., adalah melimpahnya produksi tetapi tidak mencapai
ukuran yang diinginkan. Salah satu cara
pemecahannya adalah menebar berdasarkan satu jenis sex (kelamin). Dengan demikian, dimungkinkan tidak akan
terjadi reproduksi. Salah satu cara mendapatkan ikan yang monosex adalah dengan
pembalikan jenis kelamin atau sex reversal.
e. Monosex
stocking
Masalah besar
dalam pembesaran Oreochromis sp.,
adalah melimpahnya produksi tetapi tidak mencapai ukuran yang diinginkan. Salah satu cara pemecahannya adalah menebar
berdasarkan satu jenis sex (kelamin).
Dengan demikian, dimungkinkan tidak akan terjadi reproduksi. Salah satu
cara mendapatkan ikan yang monosex adalah dengan pembalikan jenis kelamin atau
sex reversal.
f. Double
cropping
Cara ini adalah memelihara dua jenis ikan dalam
satu kolam yang berbeda musim. Hal ini
biasa dilakukan di negara yang mengalami musim dingin. Pada musim panas,
dipelihara Channel catfish, sedangkan
pada musim dingin dipelihara Rainbow
trout.
2. Polikultur
Kolam
ikan dapat menghasilkan organisme air (plankton) pada setiap lapisan air. Untuk
itu, padat penebaran berbagai jenis ikan yang saling mengimbangi cara makannya
akan dapat memanfaatkan tiap lapisan air dari ketersediaan pakan dan akhirnya
akan meningkatkan produksi ikan.
Polikultur pertama kali dilakukan di Cina sejak ribuan tahun lalu dan
telah mengalami perbaikan-perbaikan sampai saat ini. Hal ini menghasilkan
produksi tinggi per unit area.
Dalam
polikultur terdapat dua (2) cara padat penebaran, yaitu :
a. Multi
age (Multi size) stocking
Polikultur secara Multi age, berbagai jenis ikan
yang berbeda ukurannya dibudidayakan dalam kolam yang sama dengan umur yang
berbeda. Caranya seperti multi size
stocking dalam sistem monokultur, panen secara periodik dan yang berikut
ditebar kembali adalah ikan yang berukuran kecil (benih).
b. Multi
stage stocking
Polikultur secara Multi stage, meliputi berbagai
jenis ikan yang dibudidayakan dalam serangkaian kolam, saat panen ikan dipilih
(sortir) sesuai ukurannya. Ikan jenis carnivor sering digunakan sebagai
predator dalam sistem polikultur, khususnya saat memelihara ikan yang
berproduksi sendiri dalam kolam pembesaran, seperti Oreochromis sp., digunakan sebagai predator. Perbandingan
optimal predator untuk memangsa ditentukan oleh perbandingan ukuran pemangsa
dengan tingkat makannya.
Padat
penebaran selain dapat meningkatkan produksi ikan yang dipelihara, juga sangat
mempengaruhi kondisi kualitas air. Hasil penelitian Sarwono & Agustina
(2002), laju nitrifikasi dipengaruhi oleh besarnya buangan metabolit dan sisa
pakan. Besarnya buangan metabolit dan sisa pakan sangat dipengaruhi oleh padat
penebaran ikan yang dipelihara.
Sumber :
Zonneveld, N; E.A. Huisman; J.H. Boon.,
1991. Prinsip-Prinsip Budidaya Ikan. PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Informasi Lebih Lanjut Dapat Menghubungi
:
Inayah
Rahmani, S.Pi
Penyuluh Perikanan Muda
Dinas Perikanan Kabupaten Banjar
Jl. Pramuka No.1 Komplek Antasari, Martapura
Wilayah Kerja Kecamatan Martapura Barat
Hp.
085346837290






